Belakangan ini, aku cukup sibuk dalam hal mengatur waktuku sendiri. Yah, semakin hari semakin banyak yang harus dikerjakan. Hukum alam kali ya. Temanku bilang, ” harusnya kamu senang, karena waktu akan terasa cepat berlalu, dan pastinya dengan pekerjaan yang tidak berhenti adalah hal yang positif buat kamu.”
Ya, waktu terasa sangat cepat berlalu, apalagi sekarang, Aplaus the Lifestyle sudah jalan mingguan. Berbagai cobaan seakan-akan terus nongol. Selesai satu, muncul yang lain. Semalam, aku sempat berada dalam titik emosi paling tinggi. Nggak bisa dipungkiri, kini, aku justru terus berusaha untuk mencari, siapa pencipta “waktu” yang sebenarnya.
Waktu membuatku kehilangan banyak hal. Setiap hari aku hanya membahas seputar rencana dan pengorbanan. Apa yang sudah kurencanakan menjadi satu momok yang cukup mengerikan. Belum lagi aku dituntut untuk cukup bijaksana didalam mengambil keputusan. Aku dipertemukan dengan sebuah pertanyaan yang memerlukan pikiran dan hati nurani. Aku juga dipertemukan dengan keputusan untuk pintar memanfaatkan “waktu”. Diulur atau mengulur.
“Waktu” banyak merubah kepribadian-ku. Kini aku semakin tahu bahwasanya waktu bisa membuat kita merasa memiliki atau kehilangan. “Waktu” berperan sangat besar. Waktu seakan-akan terus mengusik langkah-ku, menguji nyaliku. Kata ibuku, aku tidak perlu takut, karena suatu hari nanti, waktu akan berpihak kepadaku. Dan aku percaya, biarpun cobaan datang mengusik dalam wujud waktu, maka aku akan menggunakan waktu untuk menghadapi setiap cobaan. Manusia layak memperjuangkan setiap hasil yang kita mau. Asalkan kita semua tahu, bagaimana bersahabat dengan waktu.
Kalau begitu, sang penulis pasti sedang berjalan di track yang benar, meski berliku…