Mengalir dari suatu tempat yang tidak terukur, sampai kepada satu tujuan yang masih belum memiliki akhir. Sebuah pengharapan yang tidak secara tiba-tiba hadir dan berubah bentuk menjadi sebuah pencapaian, tidak juga perjuangan yang mengandalkan waktu singkat ataupun usaha ringan.
Waktu demi waktu, tidak sedikit curahan keringat yang menetes melewati kelopak mataku, bercampur dengan tidak sedikit tetesan air mata yang hampir tidak pernah diketahui orang banyak. Terpendam selama didalam hati dan pikiran. Batinku yang sering kali melawan pikiranku tentang kata “menyerah sajalah” membuat pikiranku selalu memendam sebuah impian yang sering aku mimpikan.
Tidak banyak orang ataupun sahabat yang mengerti keadaanku, berjuta-juta kali hatiku sakit dan pulih, dilukai dan disembuhkan oleh diriku sendiri. Tidak orang lain. Memang benar, tanpa orang-orang disekelilingku aku hanya bagaikan seekor kura-kura yang hanya bersembunyi disaat ancaman bertamu.
Kini, hidupku sedikit lebih lega, walaupun aku sadar hidupku kedepan bakal jauh lebih susah. Namun, inilah sebuah proses kehidupan yang menciptakan ilham dari sebuah pembelajaran. Tidak ada lagi nilai kesia-siaan, tidak ada lagi keresahan yang selama ini aku rasakan. Ringan bagaikan seekor burung gereja yang tidak jadi menghadap maut.
Terima kasih atas setiap dukungan yang sudah berikan. Kesempatan yang selalu hadir dan menghiburku disaat aku lemah dan susah, aku hidup tidak untuk mencari masalah, tapi aku hidup untuk belajar dari masalah. Terima kasih, Balik Papan.
Leave a Reply